Fungsi CBDRF dalam pengukuran batas negara ?
Orde 0 merupakan orde tertinggi (Layer Pertama), pengukuranya dilakukan dengan GPS geodetic secara differensial terikat langsung dengan IGS (International GNSS Service). Pengolahan data dilakukan dengan software ilmiah seperti bernese atau Gamit
Orde 1 merupakan layer kedua, pengukuranya dilakukan dengan GPS Geodetic secara differensial terikat dengan orde 0. Pengolahan data dilakukan dengan software komersial
Orde 2 merupakan layer ketiga, pengukuranya dilakukan dengan GPS Geodetic secara differensial terikat dengan orde 1. Pengolahan data dilakukan dengan software komersial
Mengapa ada pembagian kelas CBDRF ?
CBDRF dikelaskan berdasarkan ketelitianya, dari dasar itulah maka spesifikasi pengukuran CBDRF juga dibedakan. CBDRF dikelaskan agar pengukuran CBDRF bisa dilakukan secara efisien. Hanya ada beberapa pilar CBDRF orde 0, kemudian diturunkan menjadi orde 1 dan orde 2. Semakin rendah ordenya maka pengukuranya juga semakin sederhana, waktu pengamatanya lebih pendek dan pengolahanya bisa dilakukan dengan software komersial.
CBDRF (Common Border Datum Refrence Frame) digunakan sebagai titik acuan
bersama pengukuran pilar batas oleh kedua negara. Pada jaman dahulu
masing masing negara mempunyai refrensi pemetaan yang berbeda sehingga
garis batas negara juga didefinisikan secara berbeda. Hal tersebut
menimbulkan sengketa batas kerana masing masing negara mempunyai
definisi yang berbeda tentang bentuk dan letak garis batas negara.
Berdasarkan hal itu maka kedua negara yg berbatasan membuat CBDRF dengan
refrensi yang telah disepakati bersama. CBDRF digunakan sebagai
refrensi bersama dalam pengukuran batas wilayah .
Bagaimana pengukuran pilar CBDRF ?
Pembuatan pilar CBDRF tergantung dengan orde pilar CBDRF yang akan dibuat. Setiap orde mempunyai spesifikasi pengukuran yang berbeda. Orde CBDRF dibagi menjadi 3 kelas, yaitu orde 0, Orde 1 dan Orde 2.
Orde 0 merupakan orde tertinggi (Layer Pertama), pengukuranya dilakukan dengan GPS geodetic secara differensial terikat langsung dengan IGS (International GNSS Service). Pengolahan data dilakukan dengan software ilmiah seperti bernese atau Gamit
Orde 1 merupakan layer kedua, pengukuranya dilakukan dengan GPS Geodetic secara differensial terikat dengan orde 0. Pengolahan data dilakukan dengan software komersial
Orde 2 merupakan layer ketiga, pengukuranya dilakukan dengan GPS Geodetic secara differensial terikat dengan orde 1. Pengolahan data dilakukan dengan software komersial
CBDRF dikelaskan berdasarkan ketelitianya, dari dasar itulah maka spesifikasi pengukuran CBDRF juga dibedakan. CBDRF dikelaskan agar pengukuran CBDRF bisa dilakukan secara efisien. Hanya ada beberapa pilar CBDRF orde 0, kemudian diturunkan menjadi orde 1 dan orde 2. Semakin rendah ordenya maka pengukuranya juga semakin sederhana, waktu pengamatanya lebih pendek dan pengolahanya bisa dilakukan dengan software komersial.
Salam Perbatasan
